Kebudayaan akan bunga bouquet juga memiliki sejarahnya tersendiri dari
masa lampau. Wanita akan membawa berbagai macam tumbuhan obat-obatan, bawang
dan tumbuhan pelengkap bumbu untuk mengusir para roh jahat yang berada di
sekitar mereka disaat acara pernikahannya dilaksanakan.
Di masa lampau
Yunani Roma, calon pengantin wanita dan pria akan menggunakan kalung untaian
bunga yang dipasangkan pada leher mereka, dimana hal ini mengartikan sebuah
kehidupan yang baru, harapan yang baru dan kesuburan dalam pernikahan mereka.
Bouquet tradisional khas Celtic memiliki tanaman rambat ivy, tanaman obat
biji-bijian dan tumbuhan pegunungan jenis heather. Kalung untaian bunga ini tidak
terbuat dari bunga-bunga yang indah seperti di saat ini, namun terbuat dari
tanaman-tanaman yang memiliki aroma sangat kuat dan juga berfungsi sebagai
obat-obatan. Bunga dengan aroma yang kuat ini digunakan dalam rangkaian kalung
bunga bertujuan untuk mengusir para roh jahat yang berada di sekitar mempelai
disaat acara pernikahan mereka sedang berlangsung. Karena bunga beraroma kuat
ini dipercaya memiliki kekuatan mistis dan sangat berhubungan erat dengan dunia
roh. Sehingga pemilihan bouquet bunga pada zaman tersebut terlihat lebih
mengutamakan fungsi untuk pengusiran roh dibandingkan hanya hiasan belaka.
Ketika Ratu
Victoria menikahi Pangeran Albert, tanaman obat-obatan telah digantikan dengan
bunga yang lebih segar, terutama bunga Marigolds. Bunga yang dapat dikonsumsi
juga disertakan dalam bouquet kedua mempelai kerajaan ini. Calon mempelai
wanita akan membawa rangkaian bunga yang telah disusun bersamaan dengan ketika
dia berjalan menuju altar. Tanaman dari bouquet mempelai wanita ini, nantinya
akan dikonsumsi secara bersama-sama dengan mempelai pria dan tamu dari acara
pernikahan mereka selama prosesi pernikahan tengah berlangsung.
Pada masa
Kerajaan Victoria, bunga telah menjadi sebuah pesan rahasia untuk pasangan,
setiap bunga memiliki artinya masing-masing. Hal ini dipercaya dengan “bahasa
bunga” yang dimana dimulai dari Negara Turki selama abad ke 17. Pasangan
kekasih mulai menggunakan bunga sebagai cara untuk mengungkapkan perasaan
mereka. Yang kemudian terciptalah bouquet bunga pada pernikahan dan
menjadikannya sebagai salat satu tradisi dalam sebuah pernikahan.
Namun
sayangnya, terdapat berbagai jenis bunga yang memiliki reputasi tak sesuai
dengan arti bunga untuk sebuah pernikahan. Untuk para pasangan pengantin ini,
arti dari setiap bunga yang mereka gunakan sangatlah mempengaruhi bouquet bunga
yang mereka gunakan. Arti bunga ini juga dikenal sebagai ilmu Florigraphy,
“bahasa bunga”. Mayoritas pecinta bunga mengikuti ilmu ini untuk dapat lebih
memahami pesan yang terdapat dalam bunga ketika akan mengirimkan bunga atau
menerima bunga dari pasangan atau keluarga terdekatnya.
Namun, di
zaman modern saat ini, pasangan pengantin lebih memilih bunga untuk bouqet
pernikahan mereka berdasarkan dari pemilihan warna dan bentuk yang dimiliki
oleh setiap bunga yang mereka sukai. Bunga yang sesuai dengan kepribadian
mereka, bentuk dari gaun yang dikenakannya dan juga dengan gaya unik yang
mereka sukai. Selain itu di zaman modern ini bouquet bunga tidak hanya
diperuntuk pasangan pengantin saja tetapi untuk berbagai macam acara, misalnya
wisuda, kado ulang tahun, pindahan rumah, menjenguk orang sakit, bahkan hadiah
untuk pacar.
No comments:
Post a Comment